Senin, 30 April 2012

My Favorite Poems

Kenangan by Yusri Sulaiman 


Siang kali ini matahari biaskan teriknya
Desau semilir angin disela cemara yg tak lagi rimbun 
Mengitari bibir pantai dekat rumahku
Lamunanku kembali menyeruak
Kala itu aku bermain disana
Bermain dan terus bermain
Tak peduli panas yg myengat
Sayup-sayup terdengar bapak bertanya
"mana anak-ank?
"ummi mjawab, biasa pak mereka sedang bermain
Aku masih terus bersenda,melompat dan sesekali berteriak melagukan syair-syair yg tak berjudul
Hingga ummi mengingatkan dan berkata "sudah cukup mainnya siap-siap dhuhur kemudian makan siang
Saat itu kesal bercampur senang.. Lantunan ayat-ayat suci dari meunasah dikampungku membuyarkan lamunanku
Ya aku hrs bersiap-siap untuk kembali
Kembali menemui cintaku
“adinda tunggu cut bang kembali ya)”





Malam12 Februari 2012 by Kelda

Qibas mereka-pun masih berlari kencang
Menembus malam,merobek dingin-nya alam
Aduen-ku disana dengan sejuta cita
Namun dia juga pikul berjuta asa dari para laskar berhati baja...
Semoga esok kan berjalan sesuai harap
Dibawah damai Merah,Hitam,Putih yang berdiri tegap...

Menanti Waktu by Kelda

Kembali meninggalkan asalmula-ku
pergi tuk mengikuti alur syair yang sebentar lagi akan usai
Berharap semua hati dapat tersenyum bahagia dengan harmonisasi yang kucoba mainkan selama ini...semoga!!!

Menjemput Fajar by Kelda


Bersandar pada gelap
Berharap esok terang 'kan berjalan sesuai harap
Langkah terakhir meskipun tertatih 

Namun semua-nya akan genap terlewati
Smoga....





Coloured by Aly El Shaly


When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black
And you white fellow

            When you born, you pink
            When you grow up, you white
            When you go in sun, you red
            When you cold, you blue
            When you scared, you yellow
            When you sick, you green
            And when you die, you gray

And you calling me colored ?????

Seribu Saman by Fikar W. Eda

Seribu jemari
Lincah rapi
Menari
Melukis hujan
            Seribu siku
            Tempat  bertumpu
            Lengan dan bahu
            Menyibak awan
Seribu kepala
Bersusun rata
Rampak menyangga
Bukit dan hutan
            Seribu tubuh
            Benteng teguh
            Tak lepuh
            Menahan hempasan
Seribu tangan bersaman
Melukis hujan
Seribu siku bersaman
Menyibak awan
Seribu kepala bersaman
Menyangga bukit dan hutan
Seribu tubuh bersaman
Menahan hempasan
            Dengarkan  suara itu
            Lengking ikhlas orang-orang tanpa alas kaki
            Dering pahit tanpa keluh dari  relung Leuser
            Gema bersahut dari bukit-bukit gembur
            Menderu dalam gumam orang-orang Terangon
            Memantul di dinding tebing Pining
            Mengabarkan keteguhan
            Mengibarkan harapan
Bukit ke bukit
Angin bersaman
Belantara bersaman
Rabalah perih kami
            Lembah ke lembah
            Sungai bersaman
            Batu bersaman
            Bebaskan belenggu kami
Bersama desau pinus yang lembut
Kami kirimkan saman
Untuk mu!!

Nyeri Aceh by Fikar W. Eda   

Suarasurabaya.net| .....langit gelap
Ombak membentuk lipatan
Menerjang dari arah belakang
Tubuh rapuh tersentak ke depan
Membentur beton-beton
Terdorong ribuan meter
Bocah-bocah itu
Bagai kipas terlilit gulungan laut
Terdampar di tanah datar
Menghapus jejak-jejak di pasir
Lenyaplah tawa
Raiblah canda

            Nestapa Aceh dalam nyeri dan perih kami
            Jangan kalian cari lagi Meulaboh
            Jangan kalian tanya di mana Banda Aceh
            Di mana Calang, Teunom, Lamno,
            Lhokseumawe, Bireuen, Sigli
            Peta-peta telah koyak
            Terlipat dalam gulungan laut.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar