Minggu, 10 Februari 2013

Di Aussie, memasak Bukan Hanya Tugas Perempuan


            Saat ini saya berada di Australia bersama rekan-rekan lainya mengikuti program homestay selama tiga minggu, perjalanan menuju kemari tidaklah mudah, namun sangat berarti. Mulai dari proses seleksi yang sangat selektif, sponsorship dan harus siap hidup di bawah satu atap dimana di dalamnya terdapat banyak perbedaan, dari sisi budaya, kepercayaan dan lain-lain. Tapi punya satu visi yang sama, yaitu “Mari Berbagi”.

            Hari pertama saya dan dua rekan lainnya (Annis dan Munawar) tiba di rumah Richard, kami diajak belanja di salah satu pasar terdekat dengan tempat tinggal kami selama program homestay berlangsung dan ditemani cucunya yang cantik, pintar dan ramah, ”Virginia” sapaannya. Sampai di pasar, Richard meminta saya dan rekan lainnya untuk mengambil bahan makanan apa saja yang nantinya menjadi bekal selama di rumahnya. Yang ada di pikiran saya adalah, beras pasti tidak ada dirumah Richard, tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada kedua teman lainnya, saya langsung mengambil beras.

            Menjelang malam, istrinya Richard, “Anne” mempersiapkan makan malam buat kita semua. Yang menariknya adalah, tidak hanya Anne yang bekerja di dapur, Richard juga ikut membantu sampai makan malam siap dihidangkan. Mereka memasak nasi untuk kami dan keluarganya sendiri, walau saya tahu bahwa nasi bukanlah makanan pokok mereka, tapi kelihatannya mereka sangat menikmatinya. Setelah makan malam selesai, Anne dan Richard sama-sama membersihkan piring kotor dan membereskan meja makan, semuanya di lakukan tanpa ada perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
           
            Yang selama ini saya anggap bahwa dapur adalah tanggung jawab perempuan, rupanya semua itu salah. Saya mengatakan demikian karena, coba kita pikirkan apa yang terjadi apabila perempuan terlalu sibuk dengan anak-anaknya yang masih kecil dan pekerjaannya di luar rumah. Saya yakin bahwa perempuan tak akan sempat mengurusi pekerjaan dapur sepenuhnya tanpa ada bantuan dari suami.

            Secara logika, melakukan sesuatu secara bersama-sama akan timbul rasa cinta yang lebih besar diantara dua insan, karena hampir setiap saat bersama. Dan itu jelas terlihat dari Anne dan Richard, sudah puluhan tahun mereka bersama, namun tetap kelihatan sebagai pengantin baru.  Penulis berharap bahwa, jangan lupa atas hal yang menjadi prioritas dan tanggung jawab. Semuanya akan terasa ringan apabila di kerjakan secara bersama-sama dan memiliki rasa tanggung jawab yang sama. 

Sydney, November 4th 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar