Minggu, 10 Februari 2013

Dia yang mendengar ceritaku

Merentas Bahagia

ku coba tulis ini dengan hayal akan ceritamu
cerita yang menurutku luar biasa
cerita yang menurutku penuh makna
dan aku saja mungkin blm bisa mjalaninya....
kisah mu mengusikku...mengusik rasa yang semua orang berharap merasakannya
rasa bahagia..... ya bahagia....
kau seberangi samudra yang tak terfikirkan sebelumnya
bahkan tanah yang akan kau jejakipun kau tak pernah tau
namun kau terus ikuti alur langkah itu
langkah kenegeri bertuan yang tak teranggap
hingga tibamu dengan takjub bahwa ada negeri yang tak terlukis
negeri yang punya nama tak dikenal....penuh keindahan
dan itu ciptaan Sang Maha Karya....
Tak ada modernisasi................................................
semua seperti masa lampau.....................................
namun mereka disana terlihat bahagia dengan apa adanya....
bagaimana dengan mu............ terjerembab dalam situasi yang membuatmu merasa tak mungkin hidup kan????

itulah bahagia..... tak semua bisa bahagia dalam kondisi dan situasi yang sama
bahagiamu bukan bahagianya...bukan juga bahagia yang lain....
lalu apa bahagia dalam konteks hidup manusia.....

semua mungkin punya jawab yang berbeda dan acap kali tak tersurat
dan bahagia buatku.......adalah ketika kita bisa menempatkan hidup sesuai dengan porosnya
berjalan pada jalannya, duduk pada tempat sepantasnya...dan berdiri pada kaki yang sewajarnya...
dan bahagia bukanlah komoditi yang bisa divalidasi dengan materi...

Oleh: Yusri Sulaiman

Di Aussie, memasak Bukan Hanya Tugas Perempuan


            Saat ini saya berada di Australia bersama rekan-rekan lainya mengikuti program homestay selama tiga minggu, perjalanan menuju kemari tidaklah mudah, namun sangat berarti. Mulai dari proses seleksi yang sangat selektif, sponsorship dan harus siap hidup di bawah satu atap dimana di dalamnya terdapat banyak perbedaan, dari sisi budaya, kepercayaan dan lain-lain. Tapi punya satu visi yang sama, yaitu “Mari Berbagi”.

            Hari pertama saya dan dua rekan lainnya (Annis dan Munawar) tiba di rumah Richard, kami diajak belanja di salah satu pasar terdekat dengan tempat tinggal kami selama program homestay berlangsung dan ditemani cucunya yang cantik, pintar dan ramah, ”Virginia” sapaannya. Sampai di pasar, Richard meminta saya dan rekan lainnya untuk mengambil bahan makanan apa saja yang nantinya menjadi bekal selama di rumahnya. Yang ada di pikiran saya adalah, beras pasti tidak ada dirumah Richard, tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada kedua teman lainnya, saya langsung mengambil beras.

            Menjelang malam, istrinya Richard, “Anne” mempersiapkan makan malam buat kita semua. Yang menariknya adalah, tidak hanya Anne yang bekerja di dapur, Richard juga ikut membantu sampai makan malam siap dihidangkan. Mereka memasak nasi untuk kami dan keluarganya sendiri, walau saya tahu bahwa nasi bukanlah makanan pokok mereka, tapi kelihatannya mereka sangat menikmatinya. Setelah makan malam selesai, Anne dan Richard sama-sama membersihkan piring kotor dan membereskan meja makan, semuanya di lakukan tanpa ada perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
           
            Yang selama ini saya anggap bahwa dapur adalah tanggung jawab perempuan, rupanya semua itu salah. Saya mengatakan demikian karena, coba kita pikirkan apa yang terjadi apabila perempuan terlalu sibuk dengan anak-anaknya yang masih kecil dan pekerjaannya di luar rumah. Saya yakin bahwa perempuan tak akan sempat mengurusi pekerjaan dapur sepenuhnya tanpa ada bantuan dari suami.

            Secara logika, melakukan sesuatu secara bersama-sama akan timbul rasa cinta yang lebih besar diantara dua insan, karena hampir setiap saat bersama. Dan itu jelas terlihat dari Anne dan Richard, sudah puluhan tahun mereka bersama, namun tetap kelihatan sebagai pengantin baru.  Penulis berharap bahwa, jangan lupa atas hal yang menjadi prioritas dan tanggung jawab. Semuanya akan terasa ringan apabila di kerjakan secara bersama-sama dan memiliki rasa tanggung jawab yang sama. 

Sydney, November 4th 2012

“Human Pigeon”


            Pigeons are birds bird species can be Umbar or off and will return to its own cage. Pigeons also include the type of bird that is easy to maintain. And to find the pigeon was not a difficult thing, because pigeons are sold on bird markets. It’s just a definition of pigeon or short explanation.
            Actually, the writer would like to write about “Human Pigeon” which is just a term that’s used to be used by Australian, some Australian translate that pigeon is a bird which steals a meal from human and It runs away, then human is angry. But, most of them don’t know what the term mean.
            This term is used to be used to a people who suddenly cut a conversation in a group. On the other hand, unethical human.   

                                                                                                SAFRIL
                                                                                                Sydney, November 20th 2012

Where Small Makes A Difference


            Menikmati secangkir kopi bersama teman-teman di warkop “Milk and Honey” Canberra merupakan suatu momen yang tidak bisa di lupakan. Punya teman baru adalah salah satu misi saya selama berada di Australia, “Nenen” warga negara Indoensia dan merupakan salah satu alumnus program AIYEP (Australia Indonesia Youth Exchange Program) yang sudah menetap dan berkeluarga disana. Segarnya udara membuat saya semakin nyaman dan rasanya ingin bisa melanjutkan studi di Negeri Kangguru ini. Tidak hanya itu, sharing antara satu sama lain adalah hal yang tidak bisa di lewatkan sambil menikmati secangkir kopi yang di hidangkan oleh waitress yang sangat manarik perhatian dari gaya rambutnya.
            Tiba-tiba “Nenen” teman baru saya bertanya seputar program yang sedang kami jalani dan apa yang sudah saya dapatkan selama di Australia, kurang lebih begini pertanyaannya “Apa sih yang membuat mereka (Australian) lebih maju dari kita (Indonesian)?”. Beliau meminta saja menjawab sesuai dengan apa yang saya lihat dan saya pelajari selama disini.
            Menurut saya, ini adalah pertanyaan yang sangat menarik dan sangat berguna bagi saya pribadi, juga semua warga Indonesia yang pernah berkunjung ke Negeri kangguru. Dengan jelas saya menjawab bahwa “where small makes a difference”. Iya, ini merupakan timeline-nya salah satu NGO local “Forum Bangun Aceh”, tapi maksud saya disni adalah, banyak hal-hal kecil yang di aplikasikan di Negera Australia dan semua itu memberikan dampak positif bagi warganya dan para turis, diantaranya:  
§  Antrian dengan sangat tertip
§  Di bus “Memberikan kesempatan kepada yang tua untuk duduk di depan dan yang muda di belakang”
§  Menawarkan bantuan walau tidak di minta
§  Tidak suka campur tangan
§  Patuh kepada lalu lintas

            Ini hanya beberapa contoh yang saya lihat, masih banyak lagi yang bisa kita pelajari dan kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan kita. Semua ini tidak mustahil di bawa pulang ke Indonesia sebagai pengganti oleh-oleh dan tidak memberatkan bagasi.

                                                                                                SAFRIL
                                                                                                Castle Hill, November 15th 2012

Aceh di Sydney


SAFRIL
Sydney, November 15th 2012


Punchbowl adalah salah pinggiran kota Sydney , disana terdapat banyak pemuda-pemudi Aceh yang sedang menuntut ilmu dan mengadu nasib. Suatu ketika kami berkunjung kesana, tepatnya di rumah Buk Lili, beliau adalah salah satu masyarakat Aceh yang sudah 11 tahun menetap disana bersama 5 jagoannya, pribadi yang ramah dan rendah hati. Walau sebentar, tapi senang rasanya bisa berkumpul dengan sodara dari Aceh. Sangat terasa khas Aceh-nya. Tidak hanya ibu lili dan anak-anaknya saja yang menyambut kami selama disana, keluarga besar beliau juga hadir dan masih banyak lagi teman-teman beliau, dan hampir semuanya adalah asal aceh.
            Begitu sampai dirumah beliau, kami di hidangkan makanan khas Indonesia, mulai dari sate padang, sop, nasi putih dan es buah. Setelah kami di jamu makan malam, kami duduk dan menceritakan secara singkat program yang sedang kami ikuti. Setelah kami jelaskan secara singkat, padan dan jelas, luar biasa antusiasnya beliau ingin menjadi bahagian dari program kami. Bahkan beliau bersedia menjadi salah satu hostfam di program YLC 2013. Ini adalah sebuah kesempatan besar bagi saya, teman-teman YLC untuk menjalin hubungan baik, semakin banyak sponsor yang didapatkan, semakin mudah program YLC 2013 dilaksanakan. Semua itu adalah untuk generasi dimasa depan.
            Intinya adalah, mencari teman sangatlah mudah, menjaga hubungan baik dengan teman tidak semudah mencari teman. Membangun hubungan yang baik adalah salah satu jalan kita menjadi orang sukses di masa depan, dan hubungan sesama manusia dengan manusia lainnya adalah harta karun yang bisa diwarisi kegenerasi berikutnya.